Selasa, 24 Januari 2017

Surveilans Epidemiologi Penyakit Pneumonia di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tahun 2016



TUGAS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT PNEUMONIA DI PUSKESMAS JETIS, KOTA YOGYAKARTA

Disusun oleh


Nama                   : Fauzan Anditya Hafids
NIM                     : P07133115011
Kelas                   : Hygiene 1 / Regular A
Semester              : III


Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta
2016

KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang saya beri judul “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta”.      
            Adapun makalah ilmiah tentang “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta" ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.           
            Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca, saya tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya. 

Yogyakarta, 3 Januari 2017



BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang


Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia dan merupakan penyebab utama kematian diantara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak kematian terjadi pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan oleh pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia.
Edwin Klebs adalah orang pertama yang mengamati bakteri di saluran nafas orang yang meninggal karena pneumonia pada 1875. Karya pertama yang mengidentifikasi dua bakteri penyebab pneumonia yang paling umum, Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella pneumoniae ditampilkan oleh Carl Friedländer dan Albert Fränkel pada 1882 dan 1884, secara berturut-turut. Karya pertama Friedländer memperkenalkan Gram stain, tes laboratorium dasar yang masih digunakan saat ini untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan bakteri. Tulisan Christian Gram yang menggambarkan prosedur tersebut pada 1884 membantu untuk membedakan dua bakteri tersebut, dan menunjukkan bahwa pneumonia dapat diakibatkan oleh lebih dari satu mikroorganisme.
Beberapa perkembangan pada 1900 meningkatkan hasil pengobatan untuk pasien pneumonia. Dengan kemajuan penicillin dan antibiotik lainnya, teknik pembedahan modern, dan perawatan intensif pada abad ke-20, mortalitas akibat pneumonia mendekati 30%, menurun di negara-negara maju. Vaksinasi bayi untuk melawan Haemophilus influenzae tipe B mulai pada 1988 dan menyebabkan penurunan dramatis pada kasus tersebut setelahnya. Vaksinasi melawan Streptococcus pneumoniae pada orang dewasa mulai pada 1977, dan pada anak-anak pada 2000, yang menghasilkan penurunan serupa.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit pneumonia ?
2.      Apa penyebab penyakit pneumonia ?
3.      Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan penyakit pneumonia ?
4.      Bagaimana gejala penyakit pneumonia ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui apa itu penyakit pneumonia.
2.      Mengetahui sebab dan akibat penyakit pneumonia.
3.      Mengetahui gejala penyakit pneumonia.
4.      Mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit pneumonia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



A.    Pengertian Penyakit Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak. Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia terdapat spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain adalah SARS.
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993). Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabronkialis adalah beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikroorganisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan.
B.     Gejala Pneumonia
1.      Demam, berkeringat dan menggigil
2.      Suhu tubuh lebih rendah dari normal pada orang di atas usia 65 tahun, dan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
3.      Batuk berdahak tebal dan kentel (lengket)
4.      Nyeri dada saat bernapas dalam atau ketika batuk.
5.      Sesak napas (nafas cepat)
6.      Kelelahan dan nyeri otot
7.      Mual, muntah atau diare
8.      Sakit kepala

C.     Pencegahan Pneumonia
1.      Menjalani vaksinasi. Vaksin merupakan langkah penting agar kita terhindar dari pneumonia maupun penyakit lain. Harap diingat bahwa vaksin pencegah pneumonia bagi orang dewasa berbeda dengan anak-anak.
2.      Menjaga agar sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Misalnya dengan teratur berolahraga, cukup istirahat, serta menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
3.      Menjaga kebersihan agar terhindari dari penyebaran virus, seperti sering mencuci tangan pakai sabun.
4.      Jangan merokok, karena asap rokok dapat merusak paru-paru sehingga lebih mudah terinfeksi.
5.      Hindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan berkepanjangan. Kebiasaan ini juga akan menurunkan daya tahan paru-paru sehingga lebih rentan terkena pneumonia beserta komplikasinya.

BAB III

PEMBAHASAN


A.    Gambaran Umum Puskesma Jetis

1.      Geografi dan Gambaran Pembangunan.

Puskesmas Jetis terletak di Jl. Pangeran Diponegoro No. 91
Telepon (0274) 554801
Wilayah kerja Puskesmas Jetis seluas 156 Ha dan jumlah penduduk 27.604 jiwa, tersebar di 3 kelurahan yaitu :
No
KELURAHAN
KK
JUMLAH JIWA
JUMLAH RW
JUMLAH RT
1
Bumijo
3.358
10.334
13
55
2
Cokrodiningratan
2.869
8.955
11
60
3
Gowongan
2.658
8.315
13
52

JUMLAH
6.435
27.604
37
167
Batas – batas wilayah Puskesmas Jetis adalah
a.       Sebelah Utara                    : Kecamatran Tegal Rejo
b.      Sebelah Timur                   : Kecamatan Gondokusuman
c.       Sebelah Selatan                 : Kecamatan Gedongtengen
d.      Sebelah Barat                    : Kecamatan Tegal Rejo

2.      Karakterisitik dan Bentuk Wilayah

a.       Suhu max / min                                   : 34oC / 23oC
b.      Letak ketinggian                                 : 170 m diatas permukaan laut
c.       Jumlah hari dengan curah hujan          : 350 hari
d.      Banyaknya curah hujan                       : 45 mm/tahun
e.       Bentuk wilayah                                   : Datar sampai berombak 100%
Jarak Puskesmas Jetis dengan Ibu Kota Kecamatan adalah 0 Km, sedangkan jarak antara Puskesmas dengan Ibukota Kota Yogyakarta 4 Km, dan jarak antara Puskesmas dengan Ibukota Provinsi DIY 3 Km.

3.      Kemiringan Lahan

Di Kecamatan Jetis mempunyai luas wilayah dengan kemiringan lahan 0 – 2 % mencapai 148,3200, 2 – 15 % mencapai 20,7400, 15 – 40 % mencapai 0,4800, dan kemiringan > 40 % mencapai 0,4600.

4.      Tipe Tanah

Kecamatan Jetis yang terletak di daerah dataran lereng Gunung Merapi mempunyai jenis tanah regosal atau vulkanis muda.

5.      Formasi Geologi

Formasi geologi yang terdapat di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta adalah batuan sedimen old andesit.

6.      Demografi

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan, tahun 2015 jumlah penduduk Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta mengalami penurunan sebesar  359 jiwa. Sehingga kepadatannya memgalami penurunan sebagaimana data berikut :
Jenis Kelamin
Tahun 2013 (Jiwa/Km2)
Tahun 2014 (Jiwa/Km2)
Tahun 2015 (Jiwa/Km2)
Laki – laki
13.567
13.625
13.400
Perempuan
14.173
14.314
14.204
Jumlah Penduduk
27.740
27.939
27.604
Kepadatan penduduk
16.318
16.435
16.238 

B.     Analisis Data


DATA PNEUMONIA BALITA PER KELURAHAN
DI KECAMATAN JETIS
TAHUN 2016




BULAN
KELURAHAN
TOTAL DLM WIL
TOTAL
BUMIJO
COKRODININGRATAN
GOWONGAN
LUAR WILAYAH
Januari
4
2
3
4
9
13
Februari
12
0
4
2
16
18
Maret
9
2
2
1
13
14
April
2
1
2
1
5
6
Mei
3
0
2
1
5
6
Juni
2
3
2
1
7
8
Juli
3
1
0
1
4
5
Agustus
1
1
2
0
4
4
September
4
2
1
1
7
8
Oktober
1
3
1
1
5
6
November
1
1
1
1
3
4
Desember
-
-
 -
 -
TOTAL
42
16
20
14
78
92


Grafik 1.0
Penyakit Pneumonia di Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis

Keterangan:
1.      Terjadi kenaikan jumlah penderita Pneumonia yang cukup tinggi dari bulan Januari hingga Februari 2016.
2.      Mulai terjadi penurunan jumlah penderita Pneumonia dari bulan Februari hingga April 2016.
3.      Jumlah penderita Pneumonia paling sedikit terjadi pada bulan Agustus, Oktober, dan November 2016 sebanyak 1 penderita.
4.      Jumlah penderita Pneumonia paling banyak terjadi pada bulan Februari 2016 sebanyak 12 penderita.
5.      Berdasarkan grafik di atas, jumlah penderita Pneumonia bulan Januari sampai November 2016 di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis menunjukkan ketidakstabilan antara kenaikan dan penurunan.


Grafik 1.1
Penyakit Pneumonia di Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis

Keterangan:
1.      Terjadi kenaikan jumlah penderita Pneumonia yang cukup tinggi dari bulan Februari hingga Maret dan bulan Mei hingga Juni 2016.
2.      Mulai terjadi penurunan jumlah penderita Pneumonia dari bulan Oktober hingga November 2016.
3.      Jumlah penderita Pneumonia paling sedikit terjadi pada bulan Februari dan Mei 2016 dengan tidak ada  penderita.
4.      Jumlah penderita Pneumonia paling banyak terjadi pada bulan Juni dan Oktober  2016 sebanyak 3 penderita.
5.      Berdasarkan grafik di atas, jumlah penderita Pneumonia bulan Januari sampai November 2016 di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis menunjukkan ketidakstabilan antara kenaikan dan penurunan.

Grafik 1.2
Penyakit Pneumonia di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis

Keterangan:
1.      Terjadi kenaikan jumlah penderita Pneumonia yang cukup tinggi dari bulan Januari hingga Februari 2016.
2.      Mulai terjadi penurunan jumlah penderita Pneumonia dari bulan Februari hingga Juli dan bulan Agustus hingga November 2016.
3.      Jumlah penderita Pneumonia paling sedikit terjadi pada bulan Juli 2016 dengan tidak ada penderita.
4.      Jumlah penderita Pneumonia paling banyak terjadi pada bulan Februari 2016 sebanyak 4 penderita.
5.      Berdasarkan grafik di atas, jumlah penderita Pneumonia di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis bulan Januari sampai November 2016 menunjukkan ketidakstabilan antara kenaikan dan penurunan.


Grafik 1.4
Penyakit Pneumonia di tiga kelurahan, Kecamatan Gowongan

            Berdasarkan survey yang dilakukan di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta pada tanggal 28 Desember 2016, terdapat 78 balita yang terkena penyakit pneumonia dalam jangka waktu Januari hingga November 2016. Perkembangan penyakit pneumonia di Puskesmas Jetis dari bulan Januari hingga November 2016 cenderung mengalami penurunan. Hampir terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) pada daerah tersebut dan tidak mengalami wabah.
Berbagai faktor resiko yang menyebabkan tingginya angka penyakit pneumonia pada anak balita di daerah tersebut diantaranya yaitu umur bayi atau balita, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat ASI yang adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, tingginya prevalensi kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan tingginya paparan polusi udara (polusi industri atau asap rokok). Terdapat faktor lain yang menyebabkan penyakit pneumonia dapat muncul pada daerah tersebut, antara lain kepadatan penduduk yang termasuk ke dalam kategori padat dan  daerah tersebut terletak di tengah kota sehingga sangat sulit dalam mendapatkan lingkungan yang sehat karena besarnya polusi udara yang dihasilkan serta risiko untuk terkena penyakit menular dalam hal ini pneumonia sangat mudah terjadi. Sedangkan menurut teori yang terdapat dalam buku ilmu kesehatan anak yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah anak dengan daya tahan tubuh menurun, anak dengan penyakit menahun, anak dengan malnutrisi, anak dengan trauma paru, dll.
           

BAB IV

PENUTUP



A.    Kesimpulan


Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru- paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.
Terdapat 78 balita yang terkena penyakit pneumonia dalam jangka waktu Januari hingga November 2016 di wilayah Puskesmas Jetis kota Yogyakarta. Hampir terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) pada daerah tersebut dan tidak mengalami wabah.

B.     Saran


Sebaiknya masyarakat menjalani vaksinasi sesuai umur, sering berolahraga, tidak merokok dan meminum minuman beralkohol, dan menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik agar terhindar dari penyakit pneumonia.


DAFTAR PUSTAKA



Dr. Taufan Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan, Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Irman, Somantri (2009). Gangguan Pada Sistem Pernapasan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC



























LAMPIRAN


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar