TUGAS
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT PNEUMONIA DI PUSKESMAS JETIS, KOTA YOGYAKARTA
Nama : Fauzan Anditya Hafids
NIM :
P07133115011
Kelas : Hygiene 1 / Regular A
Semester :
III
Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang saya beri judul “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas
Jetis Kota Yogyakarta”.
Adapun makalah ilmiah tentang “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta" ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca, saya tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.
Adapun makalah ilmiah tentang “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta" ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang “Penyakit Pneumonia Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca, saya tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.
Yogyakarta,
3 Januari 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia
adalah penyakit umum di semua bagian dunia dan merupakan penyebab utama
kematian diantara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak kematian terjadi
pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa satu
dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan oleh pneumonia. Lebih dari dua
juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia.
Edwin
Klebs adalah orang pertama yang mengamati bakteri di
saluran nafas orang yang meninggal karena pneumonia pada 1875. Karya pertama
yang mengidentifikasi dua bakteri penyebab pneumonia yang paling umum, Streptococcus
pneumoniae dan Klebsiella pneumoniae ditampilkan oleh Carl
Friedländer dan Albert Fränkel pada 1882 dan 1884,
secara berturut-turut. Karya pertama Friedländer memperkenalkan Gram
stain, tes laboratorium dasar yang masih digunakan saat
ini untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan bakteri. Tulisan Christian
Gram
yang menggambarkan prosedur tersebut pada 1884 membantu untuk membedakan dua
bakteri tersebut, dan menunjukkan bahwa pneumonia dapat diakibatkan oleh lebih
dari satu mikroorganisme.
Beberapa perkembangan pada 1900 meningkatkan hasil
pengobatan untuk pasien pneumonia. Dengan kemajuan penicillin
dan antibiotik lainnya, teknik pembedahan modern, dan perawatan intensif pada
abad ke-20, mortalitas akibat pneumonia mendekati 30%, menurun di negara-negara
maju. Vaksinasi bayi untuk melawan Haemophilus influenzae tipe B mulai
pada 1988 dan menyebabkan penurunan dramatis pada kasus tersebut setelahnya.
Vaksinasi melawan Streptococcus pneumoniae pada orang dewasa mulai pada 1977,
dan pada anak-anak pada 2000, yang menghasilkan penurunan serupa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan penyakit pneumonia ?
2. Apa
penyebab penyakit pneumonia ?
3. Bagaimana
cara pengobatan dan pencegahan penyakit pneumonia ?
4. Bagaimana
gejala penyakit pneumonia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
apa itu penyakit pneumonia.
2. Mengetahui
sebab dan akibat penyakit pneumonia.
3. Mengetahui
gejala penyakit pneumonia.
4. Mengetahui
cara pengobatan dan pencegahan penyakit pneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Penyakit Pneumonia
Pneumonia
adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli.
Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses
infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat
dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak. Pneumonia adalah infeksi
atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia
terdapat spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis, yang disebabkan oleh
bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain adalah SARS.
Pneumonia
adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi
akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen atau
infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabronkialis
adalah beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul
infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa
endotrakheal, dan lain-lain. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab,
termasuk infeksi oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga
disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat
dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum
alkohol.
Sebagian
besar pneumonia disebabkan oleh bakteri yang timbul secara primer atau sekunder
setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga
sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia
lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu
pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang
berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu
yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) sering mengalami
pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis
carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang,
misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat
mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung
karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi
individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan
pneumonia, bukan mikroorganisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan.
B. Gejala Pneumonia
1. Demam, berkeringat dan menggigil
2. Suhu tubuh lebih rendah dari normal
pada orang di atas usia 65 tahun, dan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah
3. Batuk berdahak tebal dan kentel
(lengket)
4. Nyeri dada saat bernapas dalam atau
ketika batuk.
5. Sesak napas (nafas cepat)
6. Kelelahan dan nyeri otot
7. Mual, muntah atau diare
8. Sakit kepala
C. Pencegahan
Pneumonia
1. Menjalani
vaksinasi. Vaksin
merupakan langkah penting agar kita terhindar dari pneumonia maupun penyakit
lain. Harap diingat bahwa vaksin pencegah pneumonia bagi orang dewasa berbeda
dengan anak-anak.
2. Menjaga
agar sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Misalnya dengan teratur berolahraga, cukup istirahat,
serta menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
3. Menjaga
kebersihan agar
terhindari dari penyebaran virus, seperti sering mencuci tangan pakai sabun.
4. Jangan
merokok, karena asap rokok dapat merusak
paru-paru sehingga lebih mudah terinfeksi.
5. Hindari
konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan berkepanjangan. Kebiasaan ini juga akan menurunkan
daya tahan paru-paru sehingga lebih rentan terkena pneumonia beserta
komplikasinya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesma Jetis
1. Geografi dan Gambaran Pembangunan.
Puskesmas Jetis terletak di Jl. Pangeran Diponegoro
No. 91
Telepon (0274) 554801
Email puskjt@jogjakota.go.id
Wilayah kerja Puskesmas
Jetis seluas 156 Ha dan jumlah penduduk 27.604 jiwa, tersebar di 3 kelurahan
yaitu :
No
|
KELURAHAN
|
KK
|
JUMLAH JIWA
|
JUMLAH RW
|
JUMLAH RT
|
1
|
Bumijo
|
3.358
|
10.334
|
13
|
55
|
2
|
Cokrodiningratan
|
2.869
|
8.955
|
11
|
60
|
3
|
Gowongan
|
2.658
|
8.315
|
13
|
52
|
JUMLAH
|
6.435
|
27.604
|
37
|
167
|
Batas – batas wilayah Puskesmas Jetis adalah
a. Sebelah
Utara : Kecamatran
Tegal Rejo
b. Sebelah
Timur : Kecamatan
Gondokusuman
c. Sebelah
Selatan : Kecamatan Gedongtengen
d. Sebelah
Barat : Kecamatan Tegal
Rejo
2. Karakterisitik dan Bentuk Wilayah
a. Suhu
max / min :
34oC / 23oC
b. Letak
ketinggian :
170 m diatas permukaan laut
c. Jumlah
hari dengan curah hujan : 350
hari
d. Banyaknya
curah hujan : 45
mm/tahun
e. Bentuk
wilayah :
Datar sampai berombak 100%
Jarak Puskesmas Jetis dengan Ibu Kota
Kecamatan adalah 0 Km, sedangkan jarak antara Puskesmas dengan Ibukota Kota
Yogyakarta 4 Km, dan jarak antara Puskesmas dengan Ibukota Provinsi DIY 3 Km.
3. Kemiringan Lahan
Di Kecamatan
Jetis mempunyai luas wilayah dengan kemiringan lahan 0 – 2 % mencapai 148,3200,
2 – 15 % mencapai 20,7400, 15 – 40 % mencapai 0,4800, dan kemiringan > 40 %
mencapai 0,4600.
4. Tipe Tanah
Kecamatan Jetis
yang terletak di daerah dataran lereng Gunung Merapi mempunyai jenis tanah
regosal atau vulkanis muda.
5. Formasi Geologi
Formasi geologi
yang terdapat di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta adalah batuan sedimen old
andesit.
6. Demografi
Menurut data
yang diperoleh dari Dinas Kependudukan, tahun 2015 jumlah penduduk Kecamatan
Jetis Kota Yogyakarta mengalami penurunan sebesar 359 jiwa. Sehingga kepadatannya memgalami
penurunan sebagaimana data berikut :
Jenis
Kelamin
|
Tahun
2013 (Jiwa/Km2)
|
Tahun
2014 (Jiwa/Km2)
|
Tahun
2015 (Jiwa/Km2)
|
Laki
– laki
|
13.567
|
13.625
|
13.400
|
Perempuan
|
14.173
|
14.314
|
14.204
|
Jumlah
Penduduk
|
27.740
|
27.939
|
27.604
|
Kepadatan
penduduk
|
16.318
|
16.435
|
16.238
|
B. Analisis Data
DATA PNEUMONIA BALITA PER KELURAHAN
DI KECAMATAN JETIS
TAHUN 2016
BULAN
|
KELURAHAN
|
TOTAL DLM WIL
|
TOTAL
|
|||||
BUMIJO
|
COKRODININGRATAN
|
GOWONGAN
|
LUAR WILAYAH
|
|||||
Januari
|
4
|
2
|
3
|
4
|
9
|
13
|
||
Februari
|
12
|
0
|
4
|
2
|
16
|
18
|
||
Maret
|
9
|
2
|
2
|
1
|
13
|
14
|
||
April
|
2
|
1
|
2
|
1
|
5
|
6
|
||
Mei
|
3
|
0
|
2
|
1
|
5
|
6
|
||
Juni
|
2
|
3
|
2
|
1
|
7
|
8
|
||
Juli
|
3
|
1
|
0
|
1
|
4
|
5
|
||
Agustus
|
1
|
1
|
2
|
0
|
4
|
4
|
||
September
|
4
|
2
|
1
|
1
|
7
|
8
|
||
Oktober
|
1
|
3
|
1
|
1
|
5
|
6
|
||
November
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
4
|
||
Desember
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
TOTAL
|
42
|
16
|
20
|
14
|
78
|
92
|
||
Grafik 1.0
Penyakit
Pneumonia di Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis
Keterangan:
1.
Terjadi
kenaikan jumlah penderita Pneumonia yang cukup tinggi dari bulan Januari hingga
Februari 2016.
2.
Mulai
terjadi penurunan jumlah penderita Pneumonia dari bulan Februari hingga April
2016.
3.
Jumlah
penderita Pneumonia paling sedikit terjadi pada bulan Agustus, Oktober, dan
November 2016 sebanyak 1 penderita.
4.
Jumlah
penderita Pneumonia paling banyak terjadi pada bulan Februari 2016 sebanyak 12
penderita.
5.
Berdasarkan
grafik di atas, jumlah penderita Pneumonia bulan Januari sampai November 2016
di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis menunjukkan ketidakstabilan antara
kenaikan dan penurunan.
Grafik
1.1
Penyakit
Pneumonia di Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis
Keterangan:
1.
Terjadi
kenaikan jumlah penderita Pneumonia yang cukup tinggi dari bulan Februari
hingga Maret dan bulan Mei hingga Juni 2016.
2.
Mulai
terjadi penurunan jumlah penderita Pneumonia dari bulan Oktober hingga November
2016.
3.
Jumlah
penderita Pneumonia paling sedikit terjadi pada bulan Februari dan Mei 2016
dengan tidak ada penderita.
4.
Jumlah
penderita Pneumonia paling banyak terjadi pada bulan Juni dan Oktober 2016 sebanyak 3 penderita.
5.
Berdasarkan
grafik di atas, jumlah penderita Pneumonia bulan Januari sampai November 2016
di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis menunjukkan ketidakstabilan antara
kenaikan dan penurunan.
Grafik
1.2
Penyakit
Pneumonia di Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis
Keterangan:
1.
Terjadi
kenaikan jumlah penderita Pneumonia yang cukup tinggi dari bulan Januari hingga
Februari 2016.
2.
Mulai
terjadi penurunan jumlah penderita Pneumonia dari bulan Februari hingga Juli
dan bulan Agustus hingga November 2016.
3.
Jumlah
penderita Pneumonia paling sedikit terjadi pada bulan Juli 2016 dengan tidak
ada penderita.
4.
Jumlah
penderita Pneumonia paling banyak terjadi pada bulan Februari 2016 sebanyak 4
penderita.
5.
Berdasarkan
grafik di atas, jumlah penderita Pneumonia di Kelurahan Gowongan, Kecamatan
Jetis bulan Januari sampai November 2016 menunjukkan ketidakstabilan antara
kenaikan dan penurunan.
Grafik 1.4
Penyakit Pneumonia di tiga kelurahan, Kecamatan
Gowongan
Berdasarkan survey yang dilakukan di Puskesmas Jetis
Kota Yogyakarta pada
tanggal 28
Desember 2016, terdapat 78 balita
yang terkena penyakit pneumonia dalam jangka waktu Januari hingga November 2016.
Perkembangan penyakit pneumonia di
Puskesmas Jetis dari bulan Januari hingga November 2016 cenderung mengalami
penurunan. Hampir terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) pada daerah tersebut dan
tidak mengalami wabah.
Berbagai
faktor resiko yang menyebabkan tingginya angka penyakit pneumonia pada anak
balita di daerah tersebut diantaranya yaitu umur bayi atau balita, Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat ASI yang adekuat,
malnutrisi, defisiensi vitamin A, tingginya prevalensi kolonisasi bakteri
patogen di nasofaring, dan tingginya paparan polusi udara (polusi industri atau
asap rokok). Terdapat faktor lain yang menyebabkan penyakit pneumonia dapat
muncul pada daerah tersebut, antara lain kepadatan penduduk yang termasuk ke
dalam kategori padat dan daerah tersebut
terletak di tengah kota sehingga sangat sulit dalam mendapatkan lingkungan yang
sehat karena besarnya polusi udara yang dihasilkan serta risiko untuk terkena
penyakit menular dalam hal ini pneumonia sangat mudah terjadi. Sedangkan
menurut teori yang terdapat dalam buku ilmu kesehatan anak yang mempengaruhi
timbulnya pneumonia adalah anak dengan daya tahan tubuh menurun, anak dengan
penyakit menahun, anak dengan malnutrisi, anak dengan trauma paru, dll.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia adalah penyakit inflamasi
pada paru- paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang
masuk dalam area alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut
dengan bronchopneumonia. Gejala
penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang
secara mendadak.
Terdapat
78 balita yang terkena
penyakit pneumonia dalam jangka waktu Januari hingga November 2016 di wilayah
Puskesmas Jetis kota Yogyakarta. Hampir
terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) pada daerah tersebut dan tidak mengalami
wabah.
B. Saran
Sebaiknya
masyarakat menjalani vaksinasi sesuai umur, sering berolahraga, tidak merokok
dan meminum minuman beralkohol, dan menjaga kebersihan lingkungannya dengan
baik agar terhindar dari penyakit pneumonia.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Taufan Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan, Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Irman, Somantri (2009). Gangguan Pada Sistem Pernapasan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
http://satyaexcel.blogspot.co.id/2012/10/makalah-penyakit-pneumonia.html (diakses pada 30 Januari 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar